Selasa, 29 Mei 2012

Sblm menilai, dengar.
 Sblm mendengar, lihat.
 Kita punya 2 mata & telinga,
 krn selalu ada 2 sisi dr setiap cerita

kata mutiara

Teman mungkin datang dan pergi,
 dan keluarga mungkin tak selalu ada untukmu,
tapi tak peduli apapun itu, Tuhan selalu bersamamu.

Selasa, 08 Mei 2012

TUGAS INDIVIDUAL ( untuk peserta perkuliahan Pembelajaran Menulis )

Pertanyaan yang tertuang dalam judul di atas antara lain  dapat dijawab dengan memanfaatkan pandangan Mendikbud RI, Muh. Nuh yang disitir oleh Boy Yendra Tamin ( dalam http:// boyyendratamin.blogspot.com/2011/11/pendidik-profesional- antara-harapan-dan.html ). Menurut Nuh, “Guru yang baik akan menjelaskan sesuatu kepada muridnya sehingga paham, tetapi guru yang hebat adalah guru yang mampu menginspirasi dan memotivasi muridnya, sehingga mampu berbuat sesuatu yang baik dengan kemampuannya sendiri“.
---
TUGAS INDIVIDUAL ( untuk peserta perkuliahan Pembelajaran Menulis )

Pahamilah pernyataan Mendikbud itu, kemudian bacalah kelanjutan uraiannya dalam situs yang ditunjuk. Walau wacana itu sudah agak lama, sangat mungkin Anda belum sempat membacanya sampai tuntas, bukan? Usai membacanya,  jawablah soal berikut berdasarkan pemahaman Anda terhadap isi wacana tersebut.

Selamat membaca, setelah itu berbagilah.

SOAL
  1. Identifikasilah
    1. Ciri-ciri guru yang baik
1).    Guru yang mempunyai anggapan bahwa orang lain itu mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah mereka sendiri dengan baik
2).    Guru yang melihat bahwa orang lain mempunyai sifat ramah dan bersahabat dan bersifat ingin berkembang
3).     Guru cenderung melihat orang lain sebagai orang yang sepatutnya dihargai
4).     Guru yang melihat orang-orang dan perilaku mereka pada dasarnya berkembang dari dalam; jadi bukan merupakan produk dari peristiwa-peristiwa eksternal yang dibentuk dan yang digerakkan. Dia melihat orang-orang itu mempunyai kreatifitas dan dinamika; jadi bukan orang yang pasif atau lamban
5).    Guru yang melihat orang lain itu dapat memenuhi dan meningkatkan dirinya; bukan menghalangi, apalagi mengancam
6).    Guru yang baik harus mengajar dengan baik. Pengajaran yang baik berasal dari pengetahuan tentang teknik-teknik pengajaran yang sifatnya ilmiah. Ada komitmen untuk mempersiapkan bahan-bahan belajar dan pengakuan atas perlunya memadukan moralitas dengan pengajaran
7).    Guru baik harus terus belajar dan melakukan penelitian untuk pengembangan dan pengetahuannya
8).    Guru-guru yang baik harus membantu siswa untuk mengembangkan kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan, untuk membantu orang atau masyarakat yang memerlukannya.

      b.   Ciri-ciri guru yang hebat
(1)        Ucapan dan intonasinya jelas dan mudah dipahami. Siswa langsung menyerap makna dari ucapan guru tanpa harus berpikir lama dan berputar-putar. Ucapan guru tersistem, mantap, dan berterima dengan kejiwaan siswa.
(2)        Bobot keilmuannya sangat dalam dan luas. Sehari-hari, guru hebat mengikuti perkembangan zaman untuk memupuk keluasan keilmuannya. Tren zaman dapat cepat dimaknai oleh guru lalu diolah dengan bahasa guru untuk disajikan ke siswanya.
(3)        Orangnya lugas dan sederhana. Karena yang dihadapi adalah siswa bukan orang dewasa, guru hebat selalu menyampaikan keilmuannya dengan lugas dan mudah diterima siswanya.
(4)        Bersahabat dan peduli. Guru biasa selalu mengambil jarak dengan siswa karena menurutnya wibawa guru akan terbangun. Namun, tidak untuk guru hebat. Guru hebat bersahabat dengan siswanya sehingga terbangun kedekatan yang akan mempermudah berkomunikasi. Wibawa justru dibangun dari persahabatan antara siswa dengan guru.
(5)        Kaya metode dan media. Guru hebat teramat paham kalau siswa itu mudah jenuh, dinamis, dan kreatif. Menurutnya, mengajar harus menyenangkan, dinamis, dan kreatif. Jalan yang harus ditempuh adalah menerapkan pembelajaran dengan multimetode dan multimedia yang sesuai dengan keinginan siswa.
2.   Jika diwajibkan memilih, apakah Anda akan berupaya untuk menjadi "guru yang baik" ataukah ingin menjadi "guru yang hebat"? Mengapa demikian? Tulislah minimal tiga alasan yang mendasari pilihan Anda itu.
Jawab :
Saya akan memilih guru yang hebat. Karena menurut saya guru yang hebat adalah guru yang selalu berinovasi dalam proses pembelajaran. Alasannya, yaitu :
a).        Guru yang hebat adalah guru yang kreatif, inovatif, inspiratif yang dapat mengelola kelas menjadi ruang yang nyaman bagi siswa untuk mengungkapkan kreasi dan ekspresi.
b).        Guru yang hebat juga dapat menciptakan siswa yang berkepribadian mulia, berpikir kreatif dan berimajinasi luas, cemerlang yang siap menghadapi masa depan.
c).        Guru hebat dan siswa cemerlang adalah syarat untuk menjadikan sekolah menjadi super dan sukses.

3.   Bagaimanakah profil ideal guru Bahasa Indonesia di era globalisasi ini?Jelaskanlah menurut sudut pandang Anda masing-masing.
Menurut saya, guru ideal adalah sosok yang senantiasa menjadi dambaan peserta didik, menjadi panutan dan selalu memberikan keteladanan. Guru ideal adalah yang menguasai ilmunya dengan baik sehingga mampu mengelola pembelajaran yang bermakna. Dia disukai oleh murid-muridnya karena cara mengajarnya menarik dan mudah dipahami. Dia pun terbuka menerima kritikan dari peserta didiknya, karena dari kritik itulah dia belajar dari para peserta didiknya. Dari mereka guru dapat mengetahui kekurangan cara mengajarnya, dan melakukan umpan balik (feedback). Ciri-ciri seorang guru yang ideal adalah sebagai berikut :
1.      Baik hati
2.      Ramah
3.      Murah senyum
4.      Tidak membanding-bandingkan antar siswa
5.      Tidak pilih kasih
6.      Dapat memberikan materi yang mudah diserap oleh muridnya
7.      Tegas
8.      Humoris/lucu
9.      Disiplin dalam mengajar, tapi tidak membuat siswa tegang
10.  Tidak terlambat masuk mengajar (tepat waktu)
11.  Santai dalam mengajar siswa
12.  Kata-katanya halus, tidak menyinggung
13.  Sabar menghadapi murid yang nakal
14.  Memerhatikan murid-muridnya
15.  Menerima curhat dari siswa
16.  Menuntun siswa yang kurang dalam pelajaran
17.  Pintar
18.  Selalu memberikan arahan sebelum dan sesudah mengajar
19.  Senang jika murid bertanya
20.  Pengertian
21.  Beriman
22.  Berwibawa
23.  Mengajar tanpa kata lelah
4. Adakah manfaat yang Anda peroleh setelah membaca wacana itu? Jika ada, tulislah semua manfaat yang dapat Anda petik darinya.
Ada, manfaat yang saya peroleh setelah membaca wacana tersebut adalah sebagai
berikut :
a.       Mengetahui ciri-ciri guru yang baik, guru yang hebat dan guru yang ideal.
b.      Termotivasi untuk dapat menjadi sosok seorang guru yang baik, hebat dan ideal.
c.       Menumbuhkan semangat untuk mencari tahu informasi tentang guru dan cara mengajar yang baik.

Rabu, 11 April 2012

BAHASA INDONESIA: Latihan 1

 
Mata Kuliah     : Bahasa Indonesia                               
Dosen              : Hj. Isna Sulastri, Dra. M. Pd.
Nama               : Mila Wiratania
NIM                 : 41032151081004
Tanggal            : 11 April 2012


BAGIAN A

 
Petunjuk
1.      Kerjakanlah soal berikut dengan cara menghitamkan huruf B jika pernyataan yang terdapat dalam soal Anda anggap benar dan hitamkan S jika salah. Contoh jika jawaban betul: ( B-S ).
2.      Jawaban Anda ditulis langsung pada lembar soal ini.

SOAL

1.      1. Tujuan utama perkuliahan Bahasa Indonesia adalah untuk menumbuhkembangkan
 keterampilan berbahasa mahasiswa, baik lisan atau pun tulisan ( B-S ).
2.    Salah satu upaya menumbuhkembangkan keterampilan berbahasa mahasiswa adalah dengan menumbuhkan kesadaran berbahasa Indonesianya terlebih dahulu ( B-S ).
3.  Kesadaran berbahasa seseorang tidak dapat dilihat  dari tanggung jawab dan sikapnya terhadap bahasa Indonesia ( B-S ).
4.  Mahasiswa Program Studi Matematika tidak perlu memiliki kesadaran berbahasa Indonesia sebab mereka tidak akan menjadi guru bahasa Indonesia (B-S).
5.  Membiasakan diri berbahasa sesuai kaidah bahasa Indonesia terutama di dalam forum-forum resmi, merupakan wujud tanggung jawab seseorang terhadap bahasanya ( B – S  ).
6.  Menurut Mansoer Pateda, tanggung jawab terhadap bahasa dan berbahasa dapat diwujudkan hanya dalam bentuk partisipasi formal ( B – S  ).
7.  Pengguna bahasa yang berpartisipasi secara formal, biasanya dengan kesadaran sendiri berusaha untuk menjadi peserta aktif dalam setiap kegiatan kebahasaan (B-S).
8.  Mahasiswa Program Studi Matematika idealnya berpartisipasi dalam kegiatan pembinaan bahasa,  minimal dalam bentuk partisipasi formal (B-S).
9.  Salah satu contoh partisipasi formal yang dapat dan patut dilakukan mahasiswa  Program Studi Matematika adalah berupaya untuk selalu berhati-hati dalam berbahasa sehingga bahasa yang digunakannya senantiasa tertib dan terpelihara ( BS ).
10. Mampu menghafal kaidah bahasa Indonesia dengan baik tanpa berlatih
       mengimplementasikannya belum menjamin seseorang akan menjadi pengguna bahasa yang baik (B-S).
11. Mahasiswa Program Studi Matematika yang sudah berusaha untuk berbahasa sesuai kaidah bahasa Indonesia dalam forum-forum resmi, merupakan pertanda bahwa dia sudah memiliki kesadaran berbahasa (B-S).
12. Kalimat efektif biasanya tidak komunikatif (B-S).
13. Kalimat yang ambigu termasuk salah satu contoh kalimat efektif ( B-S )
14. Kalimat ambigu adalah kalimat yang tidak memiliki struktur yang lengkap ( B-S ).
15. Penggunaan bahasa Indonesia  yang baik dapat dilihat antara lain dari keefektifan kalimat serta ketepatan diksi dan ejaannya (B-S).


BAGIAN B

Petunjuk
Jawablah soal berikut dengan mempergunakan bahasa Indonesia yang baik dan bernalar
karena bahasa jawaban Anda termasuk bagian yang dinilai.

SOAL
Ada pernyataan yang berbunyi, “Maju mundurnya suatu bahasa sangat ditentukan oleh
kesadaran berbahasa pemakai bahasa itu sendiri”.
1.  Setujukah Anda dengan pandangan tersebut? Apa alasannya?  Tulislah argumentasi Anda terkait ini dalam satu paragraf.
Jawab :
Setuju, karena kesadaran membaca adalah sikap seseorang baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama bertanggung jawab sehingga menimbulkan rasa memiliki suatu bahasa dan dengan demikian ia berkemauan untuk ikut  membina dan menggembangkan bahasa itu.Kesadaran bahasa sangat diperlukan untuk menghindar salah pengertian.
2. Tulislah minimal lima ciri orang yang memiliki Kesadaran Berbahasa. Uraikan masing-masingnya dengan singkat.
Jawab :
a.         Sikap terhadap bahasa dan berbahasa
Terwujud dari sikap positif yang dapat dilihat dari pelaksanaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Terutama terlihat pada penampilan seseorang ketika menggunakan bahasa.
b.         Tanggung jawab terhadap bahasa dan berbahasa
Tanggung jawab pemakai bahasa bukan saja terbatas pada pemilihan kata dan kalimat yang baik, melainkan juga bagaimana caranya mengucapkan kata dan kalimat itu.
c.         Rasa ikut memiliki bahasa
Bahasa sudah dianggap sebagai kebutuhan pribadi yang esensial, milik pribadi, dijaga dan dipelihara layaknya barang yang kita miliki.
d.        Berkemauan untuk membina dan mengembangkan bahasa
Dapat dilakukan dengan partisifasi formal yaitu pengembangan secara aktif dan partisifasi informal yaitu dalam pemakaian bahasa yang tertib.
e.         Memiliki rasa cinta terhadap bahasa
Berusaha untuk mengindahkan bahasa itu sendiri dengan senantiasa berhati-hati dalam berbahasa, tidak menyukai pemakaian bahasa yang tidak benar dan senantiasa menambah wawasannya akan pengetahuan tentang bahasa.
    
3.  Sudahkah Anda memiliki kelima ciri tersebut? Jelaskanlah dengan argumentasi yang bernalar.
Jawab :
Saya merasa belum sepenuhnya memiliki kelima ciri yang telah disebutkan di atas. Karena saya masih kurang memiliki perasaan bahasa yang menimbulkan tanggung jawab dan kegiatan untuk membina bahasa baik melalui kegiatan pribadi atau kegiatan kelompok. .
4.      Upaya apakah yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Anda? Jelaskanlah.
Jawab :
            Dengan cara  ikut berpartisipasi dalam forum diskusi, lokakarya, seminar, musyawarah, kongres, konferensi baik pada tingkat lokal, regional, nasional,  maupun internasional yang khusus membicarakan persoalan kebahasaan.Kita menyebarkan tulisan baik berupa buku, pembuatan disurat kabar atau majalah tentang persoalan kebahasaan. Jadi kita adalah peserta aktif.Kalau ada kegiatan kebahasaan kita terpanggil untuk melaksanakannya.Ini semua merupakan partisipasi formal setiap pemakaian bahasa.

Selasa, 10 April 2012

KESADARAN BERBAHASA


Bahasa muncul dari ujaran orang seorang. Bahasa merupakan hasil aktivitas manusia. Maju mundurnya suatu bahasa bergantung pada tiap pemakaian bahasa. Kesadaran berbahasa itu tecermin pada tanggung jawab, sikap,perasaan memiliki bahasa yang pada gilirannya menimbulkan kemauan untuk ikut membina dan mengembangkan bahasa.
Pengertian
            Kesadaran berbahasa adalah sikap seseorang baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung jawab ehingga menimbulkan rasa memiliki suatu bahasa dan dengan demikian ia berkemauan untuk ikut membina dan mengembangkan bahasa itu. Jadi, dengan definisi ini terdapat ciri-ciri: sikap terhadap bahasa dan berbahasa, tanggung jawab terhadap bahasa dan berbahasa, rasa ikut memiliki bahasa, berkemauan membina dan mengembangkan bahasa.
Tanggung jawab terhadap bahasa dan berbahasa
            Orang yang hanya menguasai satu bahasa disebut monolingual. Orang yang menguasai dua bahasa disebut bilingual atau dwibahasawan, sedangkan orang yang menguasai lebih dari dua bahasa disebut multilingual. Tiap orang harus disadarkan untuk bertanggung jawab terhadap bahasa ibunya dan bahasa nasionalnya. Ciri orang yang bertanggung jawab terhadap suatu bahasa dan pemakaian bahasa adalah: (a) selalu berhati-hati menggunakan bahasa, (b) tidak merasa senang melihat orang yang mempergunakan bahasa secara serampangan, (c) memperingatkan pemakaian bahasa jika ternyata ia membuat kekeliruan, (d) tertarik perhatiannya kalau orang menjelaskan hal yang berhubungan dengan bahasa, (e) dapat mengoreksi pemakaian bahasa oramg lain, (f) berusaha menambah pengetahuan tentang bahasa tersebut, (g) bertanya kepada ahlinya kalau menghadapi persoalan bahasa.
Sikap terhadap Bahasa dan Berbahasa
            Menurut Harimurti Kridalaksana (1978: 98) mengatakan bahwa bahasa Indonesia dipergunakan untuk keperluan-keperluan resmi, yaitu dalam komunikasi resmi; wacana ilmiah; khotbah,ceramah dan kuliah; bercakap-cakap dengan orang yang dihormati.
            Tanggung jawab adalah juga manifestasi dari sikap. Sikap terhadap bahasa dan berbahasa dapat dilihat dari dua segi, yakni: sikap positif dan sikap negative. Sikap terhadap bahasa ditekankan pada kesadaran diri sendiri dalam menggunakan bahasa secara tertib.
Rasa Memiliki Bahasa
            Bahasa adalah sesuatu yang kita dapatkan dengan proses belajar yang kemudian harus kita sadari bahwa bahasa itu adaah milik kita. Dengan kesadaran bahasa diharapkan timbul rasa memiliki bahasa. Untuk menanamkan rasa memiliki bahasa, orang harus bertitik tolak dari anggapan bahwa bahasa adalah miliknya pribadi.
Partisipasi dalam Pembinaan Bahasa
            Jika seseorang telah hati-hati berbicara atau menulis sehingga bahasanya terpelihara, tidak ada kesalahan diihat dari segi kaidah bahasa, maka keadaan ini telah menandakan bahwa dia telah berpartisipasi dalam pembinaan bahasa. Sebagai bukti keikutsertaan kita dalam pembinaan bahasa ialah sikap kita jika menggunakan bahasa dan hal ini dinamakan partisipasi informal. Sedangkan partisipasi formal dapat terlihat dalam usaha kita berupa kegiatan pembinaan melalui pertemuan formal.

Selasa, 03 April 2012

Manfaat Membaca Dalam Penulisan Karya Ilmiah

1. Pendahuluan
    Untuk membuat suatu karya ilmiah, kita harus menggunakan sumber-sumber terpercaya agar dapat menciptakan suatu karya ilmiah yang baik dan bernalar. Sumber yang telah dianggap terpercaya, harus dibaca dan ditelaah kembali dengan teliti.  Proses penelaahan memerlukan keahlian dalam membaca. Selain membaca sumber bahan, dalam tahap menyunting karya ilmiahpun membaca sangat diperlukan untuk merevisi karya ilmiah yang telah dibuat. Dengan begitu kita tidak dapat dipisahkan dari membaca.
Bahwasannya budaya membaca adalah budaya kita sebagai mahasiswa yang perlu kita junjung tinggi dan kita jaga kualitasnya agar menjadi ciri khas yang positif. Membaca dapat dilakukan di manapun dan kapanpun. Membaca adalah sumber informasi bagi kehidupan manusia.

2. Pembahasan
    a. Pengertian Membaca
Membaca adalah kegiatan yang sangat penting dalam menunjang kehidupan sehari-hari. Begitu banyak informasi yang bisa kita dapatkan dengan membaca petunjuk-petunjuk yang ada. Mengingat akan pentingnya membaca, seorang sastrawan Inggris bernama Thomas Babington Macaulay (1800-1859) mengungkapkan, "Saya pilih menjadi orang miskin yang tinggal di pondok penuh buku daripada menjadi raja yang tak punya hasrat untuk membaca". Juel (Sandjaja, 2005) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan, sehingga hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan (www.unika.ac.id.02/05/05). Sedangkan menurut Soedarso berpendapat bahwa “Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat”. Lain hanya dengan pendapat Harimurti Kridalaksana mengatakan “Membaca adalah menggali informasi dari teks, baik yang berupa tulisan maupun dari gambar atau diagram maupun dari kombinasi itu semua”

    b. Manfaat membaca
Begitu besar manfaat membaca untuk mengasah keterampilan menulis seseorang. Manfaatnya adalah sebagai berikut :(1) senang membaca meningkatkan kecerdasan verbal dan lingusitik karena membaca memperkayaa kosakata dan kekuatan kata-kata. (2) membaca mencegah rabun mata, karena membaca melatih dan mengaktifkan otot-otot mata. (3) membaca mencegah kepikunan karena melibatkan tingkat konsentrasi lebih besar, mengaktifkan dan menyegarkan pikiran. (4) kegemaran membaca membantu meningkatkan kecerdasan, serta meningkatkan data kreativitas dan imajinasi. (5) membaca membantu memperbaiki rasa percaya diri, mengembangkan kemampuan memanajemen emosi dan meningkatkan kemampuan melakukan interaksi sosial positif di mana pun dan kapan pun. (6) membaca membentuk karakter dan kepribadian. (7) membaca menjadikan kita lebih dewasa, lebih arif dan bijaksana dalam menjalani kehidupan. (8) membaca membangun pondasi yang kuat untuk dapat mempelajari dan memahami berbagai disiplin ilmu sekaligus mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.


DAFTAR PUSTAKA
Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: PT. Gramedia 1989) hlm. 4
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia 1984) hlm. 122. Tersedia :    http://arisandi.com/pengertian-membaca/ [28 maret 2012]
Mathedu Unila.(2009). “Pengertian Membaca”. Tersedia : http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-membaca [27 maret 2012]
Muhammad Noer.(2011). “ Gemar Membaca, Terampil Menulis”. Tersedia : http://www.muhammadnoer.com/2011/11/gemar-membaca-terampil-menulis/ [27 maret 2012]
Suryati, Tati. (2012). “Manfaat membaca dalam penulisan karya ilmiah”. Tersedia: http:// http://ceritabersama-tati.blogspot.com/2012/04/manfaat-membaca-dalam-penulisan-karya. [3 April 2012]
Dianita, Eva. (2012). “ Manfaat membaca dalam penulisan karya ilmiah”. Tersedia :  http://www.scribd.com/doc/87779273/Manfaat-Membaca-Dalam-Penulisan-Karya-Ilmiah. [ 3 April 2012]


Senin, 05 Maret 2012

Hal yang paling menyenangkan dan kurang menyenangkan


Hal yang paling menyenangkan bagi saya saat di mata kuliah bahasa Indonesia, adalah ketika Ibu Isna memberikan tugas membuat sebuah blog dan mengisi blog tersebut dengan tugas materi yang telah diberikan kepada saya. Mengapa hal ini menyenangkan bagi saya karena hal itu dapat membuat saya yang awalnya saya tidak bisa membuat blog dan sekarang saya bisa membuat blog, selain itu juga tugas tersebut dapat menghemat biaya dan saat mengerjakan tugas menjadi lebih menyenangkan.
Hal yang kurang menyenangkan bagi saya di mata kuliah bahasa Indonesia, adalah ketika Ibu Isna memberikan tugas saat di kelas membuat sebuah karangan. Karena sejujurnya saya kurang menyukai membuat sebuah karangan, namun saya mengerti bahwa ada manfaat yang saya peroleh dari tugas mengarang tersebut, yaitu membuat saya menjadi lebih mahir membuat karangan. Oleh karena itu walaupun saya kurang menyukai membuat sebuah karangan, saya harus bisa membuat sebuah karangan itu sendiri dengan aturan-aturan yang telah ditentukan. Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Isna yang telah mengajarkan saya banyak hal terutama di bidang mata kuliah bahasa Indonesia.

Sabtu, 03 Maret 2012

bisnis WAZZUB



info4.png 


A. TAHUKAH ANDA ?


Perusahaan semacam Google, Yahoo!, Twitter dan Facebook menjadi besar karena dibayar dari aktivitas penggunanya, baik dalam aktivitas pencarian (searching), jejaring sosial maupun kirim email? Sekarang berapa pernah Anda dibayar mereka untuk aktivitas tersebut?

Sekarang telah hadir sebuah layanan jejaringan sosial yang sanggup memberi keuntungan bagi usernya, dan inilah yang akan saya bahas lebih dalam di sini.

WAZZUB  adalah sebuah perusahaan raksasa yang lahir 2007 lalu dan siap menjadi pesaing kuat perusahaan semacam Google, Twitter, Facebook dan Yahoo! Kami secara fenomenal merevolusi hal-hal yang mereka lakukan, sehingga Andalah yang akan kami bayar sampai US$3.950 setiap bulan dari kegiatan semacam itu, secara terus menerus tanpa aktivitas apapun lagi!

Wazzub  sanggup membayar Anda, yang mau membangun jaringan WAZZUB mulai sekarang sampai sebelum batas waktu 1 April 2012, seumur hidup tanpa harus mengeluarkan 1 dolar pun untuk mendaftar dan mengikutinya.

Cepat daftar gratis dan ajak teman yang lain untuk mengikuti sebagai jaringan Anda, dengan cara seperti yang saya lakukan ini.
Cepat sebelum tutup 1 April 2012 nanti !
Anda yang nanti menjadi generasi pertama dan merupakan bagian dari perintisan "THE KINGDOM OF WAZZUB FAMILY" akan kami kirimi sampai US$3.950 setiap bulan melalui chek ataupun transfer antar bank (bank wire).




B. PERLU DI INGAT..!!



1) 1 Januari 2012 Pre Launch – Mulai Membangun Kekaisaran sobat Sekarang, sampai 31 Maret 2012. Jangan Ketinggalan...!!!

2) 31 Maret 2012 – Jika sobat belum bergabung, maka sobat mungkin akan menyesali ini untuk sisa hidup sobat.

3) 1 April 2012 Peluncuran Beta.

4) 1 Juli 2012 Peluncuran Lengkapnya.

5) Pembayaran Pertama 15 Mei 2012 untuk bulan April!

6) Buruan Daftar atau Join  Sekarang juga. Sebelum teman anda mendahului, lebih baik anda yang merekrut teman anda.



C. CARA KERJA WAZZUB:


Bagaimana Anda bisa memperoleh minimal US$ 3.950/bulan sebagai karyawan freelance kami?

1. Daftar selamanya Gratis Sekarang juga...!!! 
Kami menjamin tidak ada upgrade member, jadi tak 1 Dollar pun kami minta dari Anda.

2. Promosikan URL WAZZUB Anda ke seluruh dunia dan rekrut sebanyak mungkin, minimal 5 orang member pertama untuk sekarang juga tak mengapa!

3. Mintalah member pertama melakukan hal yang sama seperti yang Anda lakukan...!!!

4. Bangunlah jaringan Anda sampai kedalaman 5 kaki, dari setiap 5 member pertama Anda.

5. Karena GRATIS TANPA BIAYA UPGRADE, kami yakin Anda bisa dan beginilah nanti "istana WAZZUB" Anda:


» 1st. Generation 5x$1.00=$5.00

» 2nd. Generation 25x$1.00=$25.00

» 3rd. Generation 125x$1.00=$125.00

» 4th. Generation 625x$1.00=$625.00

» 5th. Generation 3125x$1.00=$3,125.00


Jadi kesimpulannya Passive Income Anda yang kami bayarkan = US$3,905.00 setiap bulan tanpa melakukan apapun, berbeda dengan apa yang selama ini Anda lakukan dengan internet setiap hari.

6. Kami kirim bayaran Anda setiap bulan melalui chek atau transfer antar bank (bank wire).

7. gimana gak percaya! coba buka webnya, sekarang lagi rame2nya ne hehe...!



D. BAGAIMANA WAAZUB MEMBAYAR KITA?


Saat ini Wazzub belum launching website utamanya, dimana pada 9 April 2012 nanti mereka akan launching website yang menampilan iklan dan layanan khusus mereka, dimana mereka mengatakan akan sama layanannya dengan facebook, google, AOL dan Yahoo. Nah perbedaannya kalau situs seperti facebook, keuntungannya hanya untuk mereka sendiri (pihak perusahaan) sementara Wazzub akan membagikan keuntungannya dengan para membernya.


E. KAPAN WAZZUB MULAI MEMBAYAR ?



Wazzub akan membayar membernya tiap bulan. Pembayaran yang pertama akan dilakukan pada tanggal 15 Mei 2012 untuk pembayaran bulan April. Pembayaran akan dilakukan dengan metode online (paypal/LR/dll) dan metode cek.



F. APAKAH ANDA RAGU ?



"Saya tidak yakin Wazzub membayar, paling juga Wazzub SCAM"

Ya, pernyataan yang sama juga ane lontarkan seperti itu. Takutnya Wazzub SCAM! namun karena ane lihat di dunia maya sedang membicarakan website ini, akhirnya ane tepis pemikiran itu dengan alasan tidak ada salahnya mencoba, toh gratis ini dan tidak ada yang dirugikan. Betul kan sob? Nah jika ingin mencoba peruntungan bersama Wazzub ini, silahkan sobat bergabung dengan masuk ke sini . Isi form sesuai data anda lalu klik join, konfirmasi lewat email yang anda daftarkan tadi, selesai.



G. CARA PROMOSI DAN CEK MEMBER



KALO SUDAH FERIFIKASI LEWAT EMAIL, TERUS LOGIN.. NANTI ADA PEMBERITAHUAN KAYAK GINI:

Welcome back to your WAZZUB members area!
Your personal reflink is:

http://signup.wazzub.info/?lrRef=c5baf308

NAH LINK INI ADALAH IDENTITAS SAYA. AGAN AKAN DAPAT KODE LINK SEPERTI INI, MASING-MASING MEMBER BERBEDA KODE LINKNYA. TERUS TINGGAL DIIKLANIN LINK TERSEBUT KAYAK YANG SAYA LAKUKAN INI, ATAU JIKA ANDA TIDAK MAU REPOT-REPOT SILAHKAN COPAS POSTINGAN INI.

CARA MELIHAT MEMBER NAMBAH APA BELUM LIHAT DI KOLOM SEBELAH KANAN "TENTUNYA LOGIN DULU KE WAZZUB.. NANTI ADA TULISAN (YOUR FACTOR)
KALO MASIH BARU TENTU SAJA NOL, UNTUK MEMPERCEPAT MENDAPAT KAKI YA HARUS PROMOSIKAN LINK WAZZUB ANDA DENGAN CARA YANG BISA MENARIK MINAT CALON MEMBER DALAM HAL INI PASTINYA DITUJUKAN BUAT PEMBACA ARTIKEL INI.
Sekian dan Terima kasih.

Kamis, 01 Maret 2012

PENDIDIKAN PRA NIKAH



Latar Belakang

Pendidikan pra nikah dalam situasi dan kondisi anak muda jaman sekarang itu sangat penting dalam pemberian materi pendidikan pra nikah,
Agama Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk tidak tergesa-gesa dalam segala tindakannya. Akan tetapi, ada sesuatu yang justru Islam menganjurkan untuk bersegera dilakukan. Setidaknya ada lima perkara: mengubur jenazah, membayar hutang, menghidangkan jamuan untuk musafir yang berkunjung, bertaubat, dan menikah.
Sudah merupakan fitrah manusia untuk mencintai lawan jenis, baik pria maupun wanita. Allah sendiri berfirman dalam surat Ali Imran “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan –perempuan, anak-anak, …” Islam sebagai agama yang haq dan sempurna sudah tentu mempunyai koridor dan batasan bagaimana me-manage rasa cinta kepada lawan jenis. Dan satu-satunya solusi yang ditawarkan adalah melalui ikatan suci pernikahan. Bahkan kedudukan nikah dijelaskan oleh Rasulullah SAW “Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi”. (HR. Thabrani dan Hakim).
Menikah terlihat mudah, tetapi sebenarnya urusan ini cukup pelik dan menuntut perhatian yang lebih. Perlu banyak bekal untuk menuju ke sana. Ambilah contoh betapa rumitnya ketika membuat sebuah rumah hunian. Membangunnya dibutuhkan perencanaan yang matang mulai dari pemilihan lokasi, bentuk bangunan, material yang digunakan, estimasi anggaran, sampai rincian lainnya. Hal tersebut dilakukan agar rumah yang dihasilkan adalah bangunan yang kokoh dan bagus. Jika membangun rumah yang notabene adalah untuk tujuan dunia perlu perencanaan yang baik, maka untuk membangun rumah tangga tentunya akan lebih membutuhkan persiapan yang benar-benar matang. Karena rumah tangga ini harapannya tidak hanya untuk tujuan dunia tetapi juga di akhirat kelak.
Jika umur umat Islam adalah 60 – 70 tahun, sesuai sabda Rasulullah SAW, “Umur umatku adalah antara 60 tahun hingga 70 tahun” dan menurut statistik, rata-rata usia menikah penduduk Indonesia adalah pada usia 25 – 27 tahun, berarti sesorang akan mengarungi kehidupan berumah tangga selama sekitar 35 tahun atau dengan kata lain separuh lebih usia hidup di dunia akan dihabiskan dengan orang baru yaitu istri atau suami. Bisa dibayangkan ketika salah perhitungan dalam perencanaan rumah tangga, masa depan suram akan menunggu di depan mata, baik di dunia lebih-lebih di akhirat.

Rumusan Masalah
  1. Tujuan pernikahan dalam pandangan Islam
  2. Kurikulum pendidikan pra-nikah
  3. Pendidikan pra-nikah bagi remaja
  4. Manfaat melakukan tes keseatan sebelum nikah

Tujuan
  1. Untuk lebih mengetahui pendidikan pra-nikah
  2. Menambah ilmu dalam materi pendidikan pra-nikah dalam islam



Pentingnya Pendidikan Pra Nikah di Bangku Kuliah

I.      Kejayaan Islam terwujud melalui pernikahan.
Salah satu tujuan pernikahan di samping beribadah kepada Allah SWT serta tempat menyalurkan gharizah insaniyah (naluri kemanusiaan) yang halal, juga bertujuan untuk mempunyai keturunan. Pernikahan yang berkualitas akan menghasilkan keturunan yang qualified pula. Psikolog Abigael Wohing Ati memaparkan yang dimaksud pernikahan berkualitas adalah kondisi di mana dengan pernikahan dapat menghasilkan kebahagiaan, keseuaian serta kestabilan pernikahan. Sedangkan tingkat kualitas pernikahan sendiri dipengaruhi oleh faktor seperti komposisi optimal keluarga, siklus kehidupan keluarga, kelayakan sosioekonomi dan kesesuaian peran, faktor sumber daya sosial dan pribadi suami istri bahkan oleh kondisi pranikah. Menyinggung sedikit mengenai kondisi pranikah, penelitian yang dilakukan Fakultas Psikologi Undip Semarang, menyimpulkan bahwa kualitas pernikahan pasangan yang tidak membina hubungan sebelum nikah (pacaran) adalah lebih tinggi dibanding pasutri yang melakukan pacaran sebelum menikah.
Dalam Islam sendiri, pernikahan berkualitas akan diukur dari proses pra, pas, dan pasca nikah. Bagaimana seseorang memulai proses dari mencari calon istri atau suami hingga sampai aqad nikah dan pasca nikah akan mempunyai keturunan, kesemuanya itu dibalut dalam syariat yang jelas. Sehingga harapannya ketika mempunyai keturunan, adalah anak yang sholeh dan sholehah, bisa memberikan kebermanfaatan untuk umat.
Seperti contoh Umar bin Abdul Aziz. Salah seorang tokoh besar dalam sejarah Islam, sampai-sampai ahli sejarah Islam menjuluki beliau sebagai Khulafaur Rasyidin kelima setelah Abu Bakar ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Gelar tersebut dirasa pantas mengingat prestasi yang dilakukan Umar bin Abdul Aziz semasa menjadi khalifah pada era Dinasti Umayyah. Beliau berhasil mengembalikan stabilitas negara sama seperti pada masa Khulafaur Rasyidin. Dikisahkan pada saat itu tidak ada siapa pun umat Islam yang layak menerima zakat. Kondisi tersebut tercapai hanya dalam tempo sekitar tiga tahun pemerintahan.
Jika menelusuri silsilah Umar bin Abdul Aziz maka dapat dilihat bahwa beliau lahir dari pasangan pernikahan yang luar biasa. Kisah diawali ketika suatu malam Sahabat Umar bin Khattab yang saat itu menjadi Khalifah sedang berkeliling melihat kondisi rakyatnya, tidak sengaja mendengarkan percakapan Ibu dan anak. Si Ibu menyuruh menambahkan air pada susu agar terlihat banyak, tetapi sang anak menolak. Umar bin Khattab kagum lalu singkat cerita si anak perempuan tadi yang bernama Ummu Ammarah binti Sufyan bin Abdullah bin Rabi’ah Ats-Tsaqafi dinikahkan dengan salah satu putranya yang bernama Ashim. Dari pernikahan tersebut lahirlah gadis bernama Laila atau lebih dikenal Ummu Ashim. Ummu Ashim seorang wanita yang shalihah lalu menikah dengan Abdul Aziz bin Marwan seorang gubernur Bani Marwan. Dari pernikahan suci inilah lahir seorang lelaki bernama Umar bin Abdul Aziz. Sang pemimpin umat Islam.

II. Kurikulum Pendidikan Pra Nikah
Keluarga memang menjadi tempat paling penting dalam penanaman ilmu keIslaman. Karena di sinilah anak akan belajar untuk pertama kalinya sebelum memperoleh ilmu dari luar lingkungan keluarga. Kerjasama yang baik antara Ayah dan Ibu sangat vital dalam proses tumbuh kembang anak. Akan tetapi, peran keluarga sebagai insititusi pendidikan non formal juga harus mendapat dukungan dari institusi pendidikan formal mulai dari dasar hingga tingkat lanjut. Seperti dijelaskan di awal, bahwa pernikahan adalah hal rumit dan ini harus dipaparkan dengan gamblang dari yang bersifat umum hingga mendetil bagaimana Islam mengatur hal tersebut. Mungkin ada permasalahan yang orangtua belum bisa menyampaikan dan harus disampaikan oleh yang lebih ahli dan berilmu.
Perguruan tinggi sebagai salah satu institusi pendidikan formal, lebih-lebih perguruan tinggi Islam harus mengambil peran tersebut. Sebagai perguruan tinggi, tentunya institusi mempunyai tujuan agar para lulusannya bisa meniti karir dengan sukses. Kurikulum dan segala perangkatnya akan didesain sedemikian baik untuk menunjang harapan tersebut. Kondisi terbalik ketika berbicara masalah keIslaman, utamanya pada institusi pendidikan Islam, penyampaian ilmu agama termasuk diantaranya munakahat kurang mendapat perhatian lebih. Ini bisa dilihat dari porsi belajarnya yang relatif kecil. Sangat disayangkan jika para mahasiswa harus mencari ilmu agama di luar kampus, padahal dalam kesehariannya mereka menuntut ilmu di kampus yang berbasis agama. Sudah sepatutnya kondisi paradoks tersebut segera disikapi.
Padahal, kedudukan ilmu pengetahuan tentang membina rumah tangga yang Islami mempunyai andil yang cukup besar dalam kehidupan manusia. Apalah arti karir sukses jika di level rumah tangga hancur berantakan karena tidak tahu bagaimana membinanya dalam bingkai Islam? Bagaimana dia akan bisa menjadi manajer yang baik di perusahaan jika di rumah dia gagal membina istri dan anak? Lebih menderita karena kegagalan membina rumah, membina anak, akan berimbas pada nasib manusia di akhirat nanti. Dan rasanya kurikulum pendidikan pra nikah lebih urgent serta layak diberikan ketimbang sekedar menyampaikan pendidikan seks kepada remaja.
Maka cukuplah Rasulullah SAW menjadi suri tauladan. Beliau adalah seorang pemimpin negara, pebisnis sukses, panglima perang yang gagah berani, tetapi beliau juga adalah seorang suami yang baik, dan ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya. Baik di dalam maupun luar rumah beliau tetap menjadi idola.

III. Pendidikan Pra Nikah Bagi Remaja
Dalam situasi global saat ini dimana akses media dan informasi sangat deras dan tidak terbendung maka secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku pada remaja baik berupa perilaku positif maupun negatif. Hal tersebut disampaikam Bupati Kutai Kartanegara dalam sambutannya yang dibacakan Assisten IV Bidang Kesejahteraan dan Humas Bahrul S.Sos MM pada acara pembukaan pendidikan pra nikah bagi remaja dalam usaha menuju keluarga sakinah yang diadakan bagian Kesra Kabupaten Kukar, Senin (27/6) di Pendopo Bupati Kukar.
Lebih lanjut dikatakan Bahrul, remaja dengan karakteristik fisik dan psikologis yang spesifik merupakan kelompok usia yang cenderung rentan memiliki beragam permasalahan yang harus dihadapi dengan pendekatan khusus. “Kematangan biologis pada usia remaja dalam arti kematangan alat-alat reproduksi diikuti dengan ketertarikan dengan lawan jenis seringkari tidak disertai dengan kematangan psikologis,” Tambah Bahrul.
Selanjutnya, Bahrul juga mengingatkan supaya informasi tentang seks sebaiknya didapatkan langsung dari orang tua yang memiliki perhatian khusus terhadap anak-anak mereka atau dari narasumber yang berkompeten di bidangnya. “Oleh karena itulah perlu diadakan pendidikan pranikah bagi remaja, seperti yang sedang kita lakukan sekarang ini,” pesan Bahrul.
Disadari atau tidak, untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera dan bahagia memerlukan pendidikan, bimbingan dan nasihat baik sebelum melangsungkan pernikahan maupun setelah berumah tangga.
Peserta yang mengikuti kegiatan seminar pendidikan pra nikah bagi remaja dalam usaha menuju keluarga sakinah itu sendiri terdiri dari para pelajar SMA/SMK/MA dan sederajat serta dari Akbid Kutai Husada dan beberapa Mahasiswa dari Universitas Kutai Kartanegara. Sedangkan yang menjadi narasumber Dokter J.N Adam dari Puskesmas Rapak Mahang, serta Perwakilan dari Korwil Departemen Agama Kalimantan Timur.

IV.  Manfaat melakukan  tes kesehatan sebelum menikah
Semua tergantung dari niat dan tujuan akhir kita semua (calon pasangan suami isteri) untuk melakukan pernikahan itu apa? Jadi harus jelas, tegas dan mengikuti aturan agama. Seorang calon pengantin perempuan telah membuat persiapan dengan matang, dan langsung ditanyakan dengan dokter karena menyangkut kesehatn.
Pemeriksaan kesehatan yang dianjurkan untuk pasangan yang akan menikah adalah pemeriksaan kesehatan secara umum, termasuk penyakit menular seksual dan talasemia. Jangan lupa pada ruang konsultasi ini juga berkali-kali dianjurkan untuk pemeriksaan HIV pada ibu hamil karena sekarang tersedia cara pencegahan penularan HIV dari ibu hamil ke bayinya.
Sebelum menikah juga perlu vaksinasi tetanus pada calon pengantin perempuan. Di samping itu, jangan lupa apakah Anda telah pernah menjalani vaksinasi rubella (campak jerman). Vaksinasi ini penting pada perempuan muda karena dapat mencegah terjadinya rubella kongenital pada bayi yang akan lahir. Seperti diketahui, bayi yang mengalami rubella kongenital dapat mengalami cacat bahkan kematian.
Komunikasi antara suami dan istri amat penting. Sering kali kita merasa komunikasi adalah masalah ringan dan sebagian orang beranggapan telah menguasainya. Sekarang semakin disadari keterampilan komunikasi amatlah penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kehidupan rumah tangga. Di rumah tangga perlu komunikasi yang baik antara suami dan istri, ayah atau ibu dengan anak. Juga komunikasi dengan penghuni lain di rumah. Acapkali kurang komunikasi atau komunikasi yang tak baik dalam rumah tangga menyebabkan pertengkaran bahkan perceraian.

V. Kaum Laki-Laki(Suami) Adalah Pemimpin Bagi Kaum Wanita(Istri)
Membangun kehidupan rumah tangga yang harmonis memang menjadi dambaan. Namun tentu saja untuk mencapainya bukan persoalan mudah. Butuh kesiapan dalam banyak hal terutama dari sisi ilmu agama. Sesuatu yang mesti dipunyai seorang istri, terlebih sang suami.
Tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa menikah berarti menjalani hidup baru. Karena dalam kehidupan pasca-pernikahan memang dijumpai banyak hal yang sebelumnya tidak didapatkan saat melajang. Tentunya semua itu bisa dirasakan oleh mereka yang telah membangun mahligai rumah tangga.
Pernikahan juga merupakan kehidupan orang dewasa. Sebab, banyak hal yang harus dihadapi dan diselesaikan dengan pikiran orang yang dewasa, bukan dengan pikiran kanak-kanak. Masalah hubungan suami-istri, pendidikan anak, ekonomi keluarga, hubungan kemasyarakatan, dan lain sebagainya, mau tidak mau akan hadir dalam kehidupan mereka yang telah berkeluarga.

Maka, tidak salah pula bila dikatakan untuk menikah itu butuh ilmu syar‘i, baik pihak istri maupun pihak suami sebagai qawwam (pemimpin) bagi keluarganya. Karena dengan ilmu yang disertai amalan, akan tegak segala urusan dan akan lurus jalan kehidupan. Namun sangat disayangkan, sisi yang satu ini sering luput dari persiapan dan sering terabaikan, baik sebelum pernikahan terlebih lagi pasca-pernikahan.

  1. Pendidikan Keluarga
Allah berfirman:
“Kaum laki-laki (suami) adalah qawwam bagi kaum wanita (istri).” (an-Nisa’: 34)
Salah satu tugas suami sebagai qawwam adalah memberikan pendidikan agama kepada istri dan anak-anaknya, meluruskan mereka dari penyimpangan, serta mengenalkan mereka kepada kebenaran. Karena Allah SAW telah berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (at-Tahrim: 6)
            Menjaga keluarga yang dimaksud dalam butiran ayat yang mulia ini adalah dengan cara mendidik, mengajari, memerintahkan mereka, dan membantu mereka untuk bertakwa kepada Allah l, serta melarang mereka dari bermaksiat kepada-Nya. Seorang suami wajib mengajari keluarganya tentang perkara yang di-fardhu-kan oleh Allah SWT. Bila ia mendapati mereka berbuat maksiat segera dinasihati dan diperingatkan. (Tafsir ath-Thabari, 28/166, Ruhul Ma‘ani, 28/156)
Asy-Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di t berkata, “Menjaga jiwa dari api neraka bisa dilakukan dengan mengharuskan jiwa tersebut untuk berpegang dengan perintah Allah SWT, melaksanakan apa yang diperintahkan, menjauhi apa yang dilarang, serta bertaubat dari perkara yang mendatangkan murka dan azab-Nya. Di samping itu, menjaga istri dan anak-anak dilakukan dengan cara mendidik dan mengajari mereka, serta memaksa mereka untuk menaati perintah Allah SWT. Seorang hamba tidak akan selamat kecuali bila ia menegakkan perkara Allah SWT pada dirinya dan pada orang-orang yang berada di bawah perwaliannya seperti istri, anak-anak, dan selain mereka.” (Tafsir al-Karimir Rahman, hlm. 874)
Ayat ini menunjukkan wajibnya suami mengajari anak-anak dan istri tentang perkara agama, kebaikan, serta adab yang dibutuhkan. Hal ini semisal dengan firman Allah SWT kepada Nabi-Nya :
“Perintahkanlah keluargamu untuk melaksanakan shalat dan bersabarlah dalam menegakkannya.” (Thaha: 132)
“Berilah peringatan kepada karib kerabatmu yang terdekat.” (asy-Syu’ara: 214)
Ini menunjukkan keluarga yang paling dekat dengan kita memiliki kelebihan dibandingkan lainnya dalam hal memperoleh pengajaran dan pengarahan untuk taat kepada Allah SWT. (Ahkamul Qur’an, 3/697)
Malik Ibnul Huwairits z mengabarkan, “Kami mendatangi Rasulullah  dan ketika itu kami adalah anak-anak muda yang sebaya. Lalu kami tinggal bersama beliau di Kota Madinah selama sepuluh malam. Kami mendapati beliau n adalah seorang yang penyayang lagi lembut. Saat sepuluh malam hampir berlalu, beliau menduga kami telah merindukan keluarga kami karena sekian lama berpisah dengan mereka. Beliau pun bertanya tentang keluarga kami, maka cerita tentang mereka pun meluncur dari lisan kami. Setelahnya beliau n bersabda:
 “Kembalilah kalian kepada keluarga kalian, tinggallah di tengah mereka dan ajari mereka, serta perintahkanlah mereka.” (Sahih, HR. al-Bukhari no. 628 dan Muslim no. 674)
Dalam hadits di atas, Nabi  memerintahkan kepada sahabatnya untuk memberikan taklim (pengajaran) kepada keluarga dan menyampaikan kepada mereka ilmu yang didapatkan saat bermajelis dengan seorang alim.
Dengan penjelasan yang telah lewat, dapat dipahami bahwa seorang suami/ kepala rumah tangga harus memiliki ilmu yang cukup untuk mendidik anak istrinya, mengarahkan mereka kepada kebenaran, dan menjauhkan mereka dari penyimpangan.
Namun sangat disayangkan, kenyataan yang kita lihat banyak kepala keluarga yang melalaikan hal ini. Yang ada di benak mereka hanyalah bagaimana mencukupi kebutuhan materi keluarganya semata sehingga mereka tenggelam dalam perlombaan mengejar dunia, sementara kebutuhan spiritual tidak masuk dalam hitungan. Anak dan istri mereka hanya dijejali dengan harta dunia, bersenang-senang dengannya, namun bersamaan dengan itu mereka tidak mengerti tentang agama.
Paling tidak, bila seorang suami tidak bisa mengajari keluarganya, mungkin karena kesibukannya atau keterbatasan ilmunya, ia mencarikan pengajar agama untuk anak istrinya, atau mengajak istrinya ke majelis taklim, menyediakan buku-buku agama, kaset-kaset ceramah/taklim sesuai dengan kemampuannya, serta menganjurkan keluarganya untuk membaca/mendengarnya.

  1. Mendidik Istri
Memasuki masa-masa awal pernikahan, semestinya seorang suami telah merencanakan pendidikan agama bagi istrinya. Minimalnya ia mempunyai pandangan ke arah sana. Sebelum menjadi seorang ayah, semestinya ia telah menyiapkan istrinya untuk menjadi pendidik anak-anaknya kelak karena
 “Ibu adalah madrasah (sekolah) bagi anak-anaknya,” kata penyair Arab.
            Perlu juga diperhatikan bahwa mendapatkan pengajaran agama termasuk salah satu hak istri yang seharusnya ditunaikan oleh suami dan termasuk hak seorang wanita yang harus ditunaikan walinya. Namun pada praktiknya, hak ini seringkali tidak terpenuhi sebagaimana mestinya. Sehingga tepat sekali ucapan asy-Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi‘i t yang membagi manusia menjadi tiga macam dalam mengurusi wanita:
 Pertama: Mereka yang melepaskan wanita begitu saja sekehendaknya, membiarkannya bepergian jauh tanpa mahram, bercampur-baur di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, di tempat kerja seperti kantor dan rumah sakit. Sehingga mengakibatkan rusaknya keadaan kaum muslimin.
 Kedua: Mereka yang menyia-nyiakan wanita tanpa taklim, membiarkannya seperti binatang ternak, sehingga tidak tahu sedikit pun kewajiban yang Allah SWT bebankan atasnya. Wanita seperti ini akan menjatuhkan dirinya kepada fitnah dan penyelisihan terhadap perintah-perintah Allah SWT, bahkan akan merusak keluarganya.
 Ketiga: Mereka yang memberikan pengajaran agama kepada wanita sesuai dengan kandungan Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena melaksanakan perintah Allah SWT:
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (at-Tahrim: 6)
            setiap kalian akan ditanya/dimintai tanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.”2 (Sahih, HR. al-Bukhari no. 893 dan Muslim no. 1829) [Nashihati lin Nisa’, Ummu ‘Abdillah al-Wadi’iyyah, hlm. 7—8]
Seorang istri perlu diajari tentang perkara yang dibutuhkannya dalam kehidupan sehari-hari, siang dan malamnya. Tentang tauhid, bahaya syirik, maksiat, dan penyakit-penyakit hati berikut pengobatannya. Rasulullah n sendiri menyediakan waktu khusus untuk mengajari para wanita. Abu Sa’id al-Khudri z mengisahkan tentang kedatangan seorang wanita kepada Rasulullah , lalu ia berkata,
            “Wahai Rasulullah! Kaum laki-laki telah pergi membawa haditsmu, maka berikanlah untuk kami satu hari yang khusus di mana kami dapat mendatangimu untuk belajar kepadamu dari ilmu yang telah Allah ajarkan kepadamu.” Beliau pun bersabda, “Berkumpullah kalian pada hari ini dan itu, di tempat ini (yakni beliau menyebutkan waktu dan tempat tertentu).” Hingga mereka pun berkumpul pada hari dan tempat yang dijanjikan untuk mengambil ilmu dari beliau sesuai dengan apa yang diajarkan Allah SWT kepada beliau. (Sahih, HR. al-Bukhari no. 101 dan Muslim no. 2633)
Bahkan istri-istri Rasulullah  “lahir” dari madrasah nubuwwah dan mereka menuai bekal ilmu yang banyak, terutama Ummul Mukminin Aisyah  yang besar dalam asuhan madrasah yang mulia ini. Sepeninggal suami mereka, Rasulullah n, mereka menjadi pendidik umat bersama dengan para sahabat yang lain. Semoga Allah SWT meridhai mereka.

  1. Gambaran Pengajaran Seorang Alim terhadap Keluarganya
Para pendahulu kita yang saleh (salafunash shalih) sangat mementingkan pendidikan agama bagi keluarga mereka. Di samping mereka berdakwah kepada umat di luar rumah, mereka juga tidak melupakan orang-orang yang berada dalam rumah mereka (keluarga). Tidak seperti kebanyakan manusia pada hari ini yang sibuk dengan urusan mereka di luar rumah sehingga melalaikan pendidikan istrinya.
            Bahkan sangat disayangkan hal ini juga menimpa keluarga da’i. Ia sibuk berdakwah kepada masyarakatnya sementara istrinya di rumah tidak mengerti tata cara shalat yang diajarkan oleh Nabi , tidak tahu cara menghilangkan najis, dan sebagainya. Yang lebih parah, istri atau anaknya tidak mengerti tentang tauhid dan syirik3. Bandingkan dengan apa yang ada pada salaf!
            Lihatlah keluarga al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani t. Beliau demikian bersemangat menyebarkan ilmu di tengah keluarga dan kerabatnya sebagaimana semangatnya menyampaikan ilmu kepada orang lain. Kesibukan beliau dalam dakwah di luar rumah dan dalam menulis ilmu tidaklah melalaikan beliau untuk memberi taklim kepada keluarganya. Dari hasil pendidikan ini, lahirlah dari keluarga beliau orang-orang yang terkenal dalam ilmu, khususnya ilmu hadits, seperti saudara perempuannya, Sittir Rakb bintu ‘Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Hajar al-’Asqalani, istrinya Uns bintu al-Qadhi Karimuddin Abdul Karim bin ‘Abdil ‘Aziz, putrinya Zain Khatun, Farhah, Fathimah, ‘Aliyah, dan Rabi’ah. (Inayatun Nisa’ bil Haditsin Nabawi, hlm. 126—127)
            Lihat pula bagaimana Sa’id Ibnul Musayyab  membesarkan dan mengasuh putrinya dalam buaian ilmu. Hingga ketika menikah, suaminya mengatakan ia mendapati istrinya adalah orang yang paling hafal dengan kitabullah, paling mengilmuinya, dan paling tahu tentang hak suami. (al-Hilyah, 2/167—168, as-Siyar, 4/233—234)
Demikian pula kisah keilmuan putri al-Imam Malik t. Dengan bimbingan ayahnya, ia dapat menghafal al-Muwaththa’ karya sang Imam. Bila ada murid al-Imam Malik membacakan al-Muwaththa’ di hadapan beliau, putrinya berdiri di belakang pintu mendengarkan bacaan tersebut. Hingga ketika ada kekeliruan dalam bacaan ia memberi isyarat kepada ayahnya dengan mengetuk pintu. Maka ayahnya (al-Imam Malik) pun berkata kepada si pembaca, “Ulangi bacaanmu, karena ada kekeliruan.” (Inayatun Nisa’, hlm. 121)
Perhatian pendahulu kita rahimahumullah terhadap pendidikan keluarganya ternyata juga kita dapatkan dari ulama yang hidup di zaman kita ini, seperti asy-Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi‘i t. Dalam sehari, beliau menyempatkan waktu untuk mengajari anak-istrinya tentang perkara-perkara agama yang mereka butuhkan, hingga mereka mapan dalam ilmu dan dapat memberi faedah kepada saudara mereka sesama muslimah dalam majelis yang mereka adakan atau dari karya tulis yang mereka hasilkan.








Daftar Pustaka